Polri Kirim 15 Sampel DNA Tambahan Korban Musala Runtuh ke Pusdokkes: Komitmen Identifikasi Humanis Terus Berlanjut
Jakarta, CYBERCRIMETNI-POLRI.COM – Dalam upaya lanjutan mengidentifikasi korban tragedi runtuhnya musala, Polri kembali mengirimkan 15 sampel DNA ke Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes) Polri. Langkah ini merupakan bagian dari komitmen institusi dalam memberikan kepastian identitas secara ilmiah dan humanis kepada keluarga korban.
Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur kembali mengirimkan sampel DNA jenazah korban runtuhnya musala di Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, ke Pusat Laboratorium DNA Pusdokkes Polri di Jakarta untuk pemeriksaan lanjutan. Hal tersebut disampaikan Kabiddokkes Polda Jatim, Kombes Mohammad Khusnan Marzuki, Senin (6/10/2025).
“Hingga Minggu (5/10) kemarin, kami sudah mengirim 36 sampel DNA para korban. Hari ini kami kirim tambahan sekitar 15 sampel lagi,” ujarnya.
Khusnan menjelaskan, pengiriman sampel dijadwalkan Senin sore pukul 16.00 WIB dan akan langsung diproses di laboratorium DNA Pusdokkes Polri. Ia menambahkan, proses identifikasi memerlukan waktu minimal tiga hari karena harus melalui serangkaian tahapan laboratorium.
“Kami sudah berkoordinasi dengan tim di pusat. Mereka berupaya mempercepat proses, tetapi secara normal hasil keluar dalam waktu sekitar lima hari,” jelasnya.
Menurut Khusnan, laboratorium DNA Pusdokkes Polri telah terakreditasi dan mampu memberikan tingkat akurasi hasil hingga 99,99 persen.
Pengiriman sampel ini dilakukan oleh tim DVI Polri yang sejak awal telah bergerak cepat menangani dampak tragedi. Tim DVI telah melakukan evakuasi, pendataan, dan pengambilan sampel biologis dari jenazah yang ditemukan di lokasi kejadian. Sampel DNA tersebut akan dianalisis di laboratorium forensik Pusdokkes untuk dicocokkan dengan data pembanding dari keluarga korban.
“Proses identifikasi korban tidak hanya soal teknis, tetapi juga bentuk penghormatan terhadap hak asasi dan nilai kemanusiaan,” ujar perwakilan Pusdokkes Polri dalam pernyataan resminya. Ia menambahkan bahwa setiap korban berhak dikenali dan dipulangkan secara layak kepada keluarganya.
Tragedi runtuhnya musala yang menelan korban jiwa dan luka-luka ini menjadi perhatian nasional. Polri memastikan bahwa seluruh proses identifikasi dilakukan secara transparan, akurat, dan berlandaskan etika forensik. Kolaborasi dengan keluarga korban juga menjadi bagian penting dalam proses ini, di mana mereka diminta memberikan sampel pembanding seperti darah atau jaringan mulut.
Sebagai pusat laboratorium forensik nasional, Pusdokkes Polri memiliki fasilitas dan tenaga ahli yang mumpuni dalam analisis DNA. Pengiriman 15 sampel tambahan ini menunjukkan bahwa proses identifikasi masih berlangsung dan Polri berkomitmen menyelesaikannya secara tuntas.
Polri juga mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan memberikan dukungan kepada keluarga korban. Informasi resmi akan terus disampaikan melalui kanal komunikasi yang kredibel dan terverifikasi.
Dengan pendekatan ilmiah, empati, dan profesionalisme, Polri berharap proses identifikasi ini dapat memberikan kepastian dan ketenangan bagi para keluarga yang menanti kabar kepulangan orang tercinta.
