Super Tucano EMB-314: Serangan Presisi TNI AU Lumpuhkan Basis OPM Papua
Oktober 11, 2025
Surabaya, 11 Oktober 2025, CYBERCRIMETNI-POLRI.COM — TNI Angkatan Udara untuk pertama kalinya mengerahkan pesawat serang ringan EMB-314 Super Tucano dalam operasi militer aktif di Papua. Misi udara ini berlangsung pada awal Oktober dan menargetkan markas strategis kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) di wilayah Kiwirok, Pegunungan Bintang. Serangan ini menjadi titik balik dalam strategi penegakan hukum terhadap kelompok separatis bersenjata yang selama ini beroperasi di wilayah pegunungan terpencil.
Spesialisasi Super Tucano: Efisien, Taktis, dan Mematikan
Super Tucano, dikenal juga sebagai A-29, merupakan pesawat turboprop buatan Embraer Defense & Security, Brasil. Dirancang khusus untuk misi Counter Insurgency (COIN), pelatihan tempur lanjut, dan dukungan udara dekat, pesawat ini memiliki keunggulan dalam efisiensi operasional dan kemampuan manuver di medan berat.
Dengan sistem avionik canggih, Super Tucano mampu menjalankan misi pengintaian bersenjata, serangan presisi, dan pelatihan pilot tempur. Dilengkapi dengan senapan mesin internal dan lima titik gantung untuk bom pintar, roket, serta rudal, pesawat ini menjadi pilihan ideal untuk operasi di wilayah konflik seperti Papua.
Spesifikasi teknis utama:
- Mesin: Pratt & Whitney PT6A-68C turboprop 1.600 shp
- Kecepatan maksimum: ± 590 km/jam
- Jangkauan terbang: ± 1.330 km (tanpa tangki tambahan)
- Ketinggian operasional: ± 10.670 meter
- Persenjataan: 2 senapan mesin + 5 hardpoint untuk bom/roket
- Avionik: HUD, FLIR, GPS/INS, NVG kompatibel
Operasi Kiwirok: Serangan Udara yang Mengguncang
Pada 6 Oktober 2025, armada Super Tucano dari Lanud Abdulrachman Saleh dikerahkan untuk melaksanakan serangan udara terarah ke markas OPM di Kiwirok. Operasi ini dilakukan setelah intelijen militer mengidentifikasi aktivitas bersenjata yang mengancam warga sipil dan aparat keamanan.
Suara khas turboprop Super Tucano terdengar di langit Papua, diikuti dengan ledakan dan asap putih membumbung dari lokasi target. Serangan ini berhasil melumpuhkan fasilitas logistik dan komunikasi OPM, serta memutus jalur suplai senjata dan amunisi. Menurut laporan Viva Cianjur, ini adalah kali pertama Super Tucano digunakan dalam operasi tempur di Papua, menandai eskalasi strategi militer Indonesia terhadap kelompok separatis bersenjata.
Reaksi Pemimpin OPM: Minta Bantuan Internasional
Pasca serangan, pemimpin OPM wilayah Pegunungan Bintang mengeluarkan pernyataan terbuka kepada komunitas internasional, meminta intervensi dan perlindungan atas apa yang mereka sebut sebagai "serangan brutal dari negara". Mereka mengklaim bahwa serangan udara tersebut melanggar hak kemanusiaan dan meminta perhatian dari lembaga internasional.
Namun, pemerintah Indonesia menegaskan bahwa operasi ini adalah bagian dari penegakan hukum terhadap kelompok bersenjata yang telah melakukan aksi kekerasan terhadap warga sipil, pembakaran fasilitas publik, dan penyerangan terhadap aparat keamanan.
Super Tucano: Simbol Ketangguhan dan Efisiensi
Keberhasilan operasi ini menegaskan posisi Super Tucano sebagai tulang punggung operasi udara TNI AU di wilayah konflik. Efisiensi, presisi, dan daya tahan pesawat ini menjadikannya aset strategis dalam menjaga kedaulatan dan keamanan nasional, khususnya di daerah rawan seperti Papua.
